Why? Murah, meriah dan bagus. Biarpun di tahun 2009 itu 6MP sudah dianggap ketinggalan, tapi pada kenyataannya masih mencukupi buat kebutuhan motret sampai sekarang. Tapi tidak hanya itu, keputusan untuk membelinya diambil setelah membaca review-review dari situs-situs ternama (seperti di DPReview). Singkatnya, "the best bang for the buck" yang bisa didapatkan waktu itu.
Lensa berikut yang saya gunakan adalah Nikon AF-S VR 70-300mm f/4,5-5,6 ED. Ini adalah hasil dari pemikiran bahwa "lebih baik membeli bodi kamera digital yang biasa-biasa saja tapi ditunjang dengan lensa-lensa berkualitas daripada membeli bodi kamera digital tercanggih tapi lensa-lensanya yang biasa-biasa saja". And it is! Sebanyak apapun jumlah pixel yang dimiliki suatu kamera, bila tidak didukung dengan lensa-lensa berkualitas yang mampu memberikan hasil yang terbaik, tentu tidak akan menghasilkan foto-foto yang optimal.
Dan jadilah lensa-lensa itu sebagai lensa "workhorse" saya baik dalam pemotretan untuk hobi maupun untuk bekerja.
Oh satu lagi, Nikon 50mm f/1,4 manual fokus on loan dari seorang teman - yang juga penanggung jawab laboratorium fotografi sebuah institusi - yang gregetan karena lensa bagus tersebut tidak pernah dirawat dengan baik oleh pendahulu-pendahulunya. Jadilah saya dipercayakan untuk "memanen" jamur-jamur lensa tersebut dan untuk merawatnya hingga kini.
Right, itu untuk hardware fotografi yang saya gunakan. Untuk perangkat keras komputer, alhamdulillah saya bisa mengupayakan perangkat komputer yang cukup memadai untuk kegiatan image editing yang cukup berat.
Teknisnya:
Prosesor AMD X4 945 3,0Ghz dengan 4GB RAM, NVidia GTS250, 500GB + 320GB HDD dan Monitor LCD ASUS VH222 dengan resolusi 1920x1080 pixel.
Pemilihan prosesor yang bertenaga dengan RAM yang lumayan adalah karena saya hampir selalu bekerja mengolah imaji digital dalam format RAW. Lalu monitor beresolusi tinggi untuk memudahkan pengeditan foto. Singkatnya, spesifikasi hardware komputer diatas memang dioptimalkan untuk digital image editing.
VGA NVidia GTS250 bisa membantu pemrosesan data khususnya untuk beberapa software olah imaji digital yang saya gunakan. Dan selain itu ya, tentu saja, untuk nge-game saat lagi 'nganggur :p
Selanjutnya mengenai perangkat-perangkat lunak alias software-software yang saya gunakan,...
I don't use Windows. Or Mac. Intinya bukan karena anti Microsoft, anti Apple atau apalah, tapi lebih kearah kemampuan keuangan karena saya tidak ingin menggunakan software bajakan dalam pekerjaan saya. Yah, pengalaman punya hasil karya yang dibajak oleh orang lain-lah yang menjadikan saya berpikiran seperti ini.
Jadi? Open Source Software to the rescue. Ya kecuali kalau ada yang mau berbaik hati menghibahkan saya 10-15 juta Rupiah untuk membeli software-software original tersebut... :p
Ok, buat Operating System (OS), saya menggunakan Ubuntu. Sebuah distro Linux yang cukup populer dan mudah digunakan. Karena prosesor di komputer saya adalah prosesor dengan spesifikasi 64bit, maka versi Ubuntu 64bit lah yang saya pilih. Prosesor dan OS 64bit bisa sangat membantu dalam aplikasi-aplikasi berat seperti pengolahan file-file RAW atau HDR merging / panorama stitching.
Ini tampilannya:
Lalu mengenai workflow atau alur kerja saya, segera setiap selesai pemotretan, foto-foto di kamera saya pindahkan ke komputer menggunakan aplikasi Shotwell :
Sayangnya, buat anda-anda yang memakai Windows dan Mac, aplikasi ini adalah aplikasi khusus untuk Linux karena memang masih belum ada yang memprogram aplikasi ini untuk kedua OS tadi. Tapi tidak perlu kuatir karena cukup banyak aplikasi-aplikasi alternatif lain. Lagipula CD dalam paket pembelian kamera anda biasanya memiliki aplikasi file transfer semacam ini yang bisa diinstal di Windows dan/atau di Mac.
Bisa dilihat disini bahwa file-file yang ada disitu adalah file-file RAW (format .NEF untuk Nikon). Saya pribadi jarang menggunakan format file .jpg langsung dari kamera karena saya ingin mendapatkan kendali penuh atas hasil-hasil foto saya. Ini berarti bahwa setiap file foto yang saya buat harus diolah dulu sebelum bisa dicetak atau di upload ke web.
Untuk mengolah file-file RAW tersebut, ada beberapa aplikasi yang bisa saya pilih:
Ufraw:
Ufraw adalah aplikasi pengolah format RAW yang paling "spartan" dan yang teringan, tapi juga yang memiliki fitur-fitur paling sedikit. Salah satu kekurangan dari Ufraw adalah tidak adanya fitur sharpening walaupun fitur-fitur esensial lain seperti lens distortion correction sudah ada di dalamnya. Ufraw cukup ringan untuk diinstal dan digunakan di dalam netbook, jadi bila anda hanya memiliki netbook/laptop dengan spesifikasi terbatas, Ufraw bisa menjadi pilihan yang terbaik.
Khusus untuk pengguna Windows, bila anda ingin menginstall Ufraw, anda harus menginstall program olah imaji digital GIMP (for Windows) sebelumnya. Sebagai bonus tambahan, GIMP bisa menjadi alternatif Photoshop apalagi bila misalnya netbook/laptop anda kurang bertenaga untuk menjalankan Photoshop.
RawTherapee adalah aplikasi manajemen sekaligus pengolah file foto baik itu .jpg, .tiff maupun RAW. Sedikit lebih berat dibanding Ufraw, namun dengan fitur-fitur yang jauh lebih banyak. Salah satu keunggulan RawTherapee adalah highlight recovery-nya yang fleksibel sehingga masih memungkinkan untuk "menyelamatkan" foto-foto berformat RAW yang over exposed. Kemampuan batch processing dari aplikasi ini juga layak diacungi jempol.
Kelemahan utama dari RawTherapee adalah tidak adanya fitur "automatic lens distortion correction" walaupun diberikan opsi (terbatas) untuk mengkoreksi distorsi lensa.
Photivo merupakan salah satu yang terberat. Membutuhkan spesifikasi komputer yang cukup lumayan (setidaknya RAM 2GB keatas). Seperti Ufraw, Photivo tidak memiliki kemampuan untuk manajemen file foto sehingga anda harus memilih file-file RAW untuk diolah satu persatu. Biarpun demikian, Photivo memiliki fitur-fitur terbanyak. Sedemikian banyaknya pilihan pengolahan dan parameter-parameter yang diberikan sehingga anda kemungkinan besar akan kebingungan pada awalnya.
Ketiga aplikasi diatas adalah aplikasi multi platform yang tersedia dan bisa diunduh tanpa biaya untuk Mac, Linux dan Windows.
Namun favorit saya, yang sayangnya masih hanya tersedia untuk Linux (dan versi lama yang outdated untuk Mac), adalah Darktable:
Darktable relatif sama beratnya dengan Photivo, tapi disamping kemampuan manajemen foto yang memadai, aplikasi ini memiliki fitur-fitur yang cukup banyak biarpun tak sebanyak Photivo. Salah satu keunggulan utamanya adalah noise reduction yang cukup halus tanpa mengorbankan terlalu banyak detail. Selain itu, ada fitur watermark yang bisa memberikan tanda air yang seragam untuk foto-foto anda.
Salah satu kekurangannya adalah Darktable tidak memiliki fleksibilitas highlight recovery sebanyak RawTherapee.
Mengapa begitu banyak? Karena keempat aplikasi diatas ini mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing yang penggunaannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Dan juga karena semua aplikasi tadi adalah perangkat-perangkat lunak Open Source yang bisa didapatkan tanpa harus mengeluarkan biaya (kecuali untuk biaya internet, tentunya). Selain itu, fleksibilitas multi platform dari kebanyakan aplikasi tadi akan sangat membantu khususnya bila anda harus bekerja mengolah foto dengan berganti-ganti komputer dengan OS yang berbeda-beda.
Oh, and also, because I can ;)
Last but not the least, setelah mengolah file-file RAW dengan salah satu aplikasi diatas, saya menggunakan satu aplikasi, yang sudah sedikit disinggung diatas, yang bernama GIMP (Gnu Image Manipulation Program) untuk melakukan koreksi final dan touch-up:
Multi platform, buat Mac, Linux dan Windows. Aplikasi ini bisa menjadi alternatif pengganti Photoshop khususnya bila anda tidak harus berurusan dengan file-file gambar 16bit (seperti .tiff 16bit) karena GIMP sampai sekarang hanya mampu mengolah gambar 8bit seperti format .jpg. Jadi bila anda hanya berurusan dengan file-file .jpg, GIMP sudah cukup memadai untuk kebutuhan anda.
Plugin-plugin gratis untuk GIMP bisa diunduh di GIMP Plugin Registry yang umumnya berupa script-script berukuran kecil untuk memberikan fitur-fitur tambahan dan pengolahan baru (seperti untuk membuat animasi .gif yang kompleks dengan GIMP Animation Package, misalnya).
Lebih lanjut mengenai GIMP ini akan dibahas lain kesempatan. Tapi cukuplah buat sekarang bahwa aplikasi ini merupakan aplikasi Open Source untuk mengolah gambar dan foto digital yang terpopuler diantara yang lain.
Right, then, see you next time :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar