Selasa, 19 Juli 2011

Size matters (sometimes)

Quick! Apa bedanya 12MP dari kamera ponsel dengan 12MP dari SLR digital - selain dari perangkatnya tentunya.

Menyerah?

Baiklah, perbedaan 12MP kamera ponsel dengan DSLR digital adalah antara ini:


Dengan ini:


Ilustrasi diatas menunjukkan perbedaan ukuran antara sensor imaji digital terbesar pada ponsel (dalam hal ini smartphone Nokia N8 - per Oktober 2010) dengan sensor imaji kebanyakan kamera SLR digital. Dengan kata lain, resolusi keduanya boleh sama tapi dihasilkan dari dimensi sensor yang berbeda-beda.

Sekarang bayangkan 12 juta pixel dijejalkan ke dalam masing-masing sensor tersebut. Tiap-tiap pixel - yang dalam konteks ini lebih tepat disebut sebagai photosites - adalah elemen-elemen yang menangkap cahaya dan disusun rapi dalam keseluruhan area sensor. Tanpa berpikir terlalu dalam bisa dimaknai disini bahwa dimensi sensor imaji akan mempengaruhi pula ukuran masing-masing photosite.

Disinilah dimana ukuran memegang peranan (atau dalam bahasa 'preman'-nya: size matters :p). Lebih tepatnya, dimensi photosite yang lebih besar akan mampu menangkap lebih banyak cahaya. Photosite yang menangkap lebih banyak cahaya akan menghasilkan lebih banyak sinyal elektronik yang berisi data (atau dalam bahasa teknisnya menghasilkan Signal to Noise ratio (S/N ratio) yang lebih baik).

Bila sekumpulan photosite dengan S/N ratio yang lebih baik tadi ditata dalam wilayah sebuah sensor, maka secara keseluruhannya sensor imaji tersebut akan memiliki performa pengambilan gambar yang juga lebih baik khususnya dalam pemotretan dengan cahaya minim dan/atau dengan setting ISO yang lebih tinggi. Khusus mengenai setting ISO ini, penting untuk diketahui bahwa setting ISO dalam kamera digital tidak merubah kepekaan sensor tersebut terhadap cahaya melainkan berfungsi untuk mengubah penguatan (gain) sinyal-sinyal elektronik yang dihasilkan dari sensor tersebut.

Untuk ilustrasi lebih jauh, berikut ini adalah perbandingan beberapa ukuran sensor imaji digital:


Kotak-kotak berwarna merah dan jingga adalah rentang besarnya sensor-sensor yang biasa disertakan dalam kamera ponsel sampai kamera-kamera digital ringkas. Pengkodean yang diberikan untuk sensor-sensor kecil ini adalah 1/6" (satu per enam inci, merah: 2,4 x 1,8mm) hingga 1/1.8" (jingga: 7.18 x 5.32mm). APS-C adalah dimensi sensor yang umum bagi kamera-kamera SLR dengan sedikit variasi antara 22,2 x 14,8mm (Canon) hingga 23,7 x 15,6mm (Nikon, Sony, Pentax dan lain-lain). Sensor Full Frame (dengan dimensi sama seperti film format 135: 24 x 36mm) biasanya digunakan untuk kamera-kamera digital kelas profesional.

Untuk keringkasan, disini sengaja tidak disertakan dimensi sensor-sensor lain seperti 1/3", 1/2",  Canon APS-Hmedium format digital (yang bisa mencapai ukuran 53,7 x 40,4mm seperti Phase One) dan seterusnya.

***


Efek langsung besarnya sensor terhadap hasil pemotretan bisa dilihat dari beberapa contoh dibawah ini. Dimulai dengan kamera ponsel yang saya miliki (Nokia 3110c - 1,3MP) dan diakhiri dengan hasil dari Nikon D40 (6MP). Perlu diketahui sebelumnya bahwa hasil-hasil yang anda lihat adalah hasil-hasil murni dari kamera tanpa pengeditan apapun kecuali reorientasi (rotate) untuk hasil dari ponsel dan resize serta cropping untuk hasil dari SLR digital.

Pemotretan dengan kamera ponsel, setting standar:


Kamera ponsel, dengan setting night scene (shutter speed lambat):


Abaikan kegoyangan kamera khususnya pada foto kedua. Tapi perhatikan bahwa kehalusan gambar secara keseluruhan menjadi lebih baik bila memakai setting night scene dengan melambatkan kecepatan rana (yang otomatis memasukkan lebih banyak cahaya ke sensor). Tentu saja, kecepatan rana yang lebih lambat akan semakin memperbesar resiko kegoyangan kamera yang terekam pada foto.

Lalu hal lain yang paling jelas adalah keterbatasan sensor berukuran kecil dimana noise pada kedua foto diatas sangat jelas terlihat. Padahal dengan resolusi hanya 1,3MP, ukuran photosite pada sensor imaji digital ponsel tersebut masih relatif lebih besar dibanding kamera ponsel lain dengan resolusi lebih tinggi.

Sayangnya, hasil dari kamera ponsel ini tidak menyertakan data-data teknis yang esensial pada file-file output-nya sehingga tidak bisa diketahui berapa ISO, kecepatan rana dan bukaan diafragma yang dipakai.

Selanjutnya, objek yang sama bila dipotret dengan SLR digital dengan posisi zoom diusahakan mendekati sudut pandang kamera ponsel:


Disini setting kamera yang saya pakai adalah output RAW (yang tidak menyertakan noise reduction sama sekali) yang kemudian di konversi menjadi JPG tanpa diolah sebelumnya. Bahkan dengan ISO 1600 pun hasilnya masih terlihat halus dan tajam.

Tentu saja, hasil diatas adalah hasil resize dari output 6MP sehingga terlihat jauh lebih halus. Namun apabila di-crop sesuai resolusi monitor untuk menunjukkan detail:


Cukup jelas bahwa noise yang dihasilkan masih jauh lebih halus dibandingkan dengan hasil dari kamera ponsel dengan night scene sekalipun.

Size does matter, ukuran memang berpengaruh terhadap kualitas hasil foto khususnya bila kita bicara mengenai sensor imaji pada kamera-kamera digital. Hal ini tampak jelas dari contoh-contoh diatas dimana kamera dengan dimensi sensor yang lebih kecil cenderung menghasilkan noise yang lebih banyak khususnya dalam pemotretan dengan cahaya minim.

***

Tapi bukan berarti anda tidak bisa mengoptimalkan hasil dari kamera ponsel atau kamera saku anda. Keterbatasan-keterbatasan dari sensor berukuran kecil juga berarti keunggulan-keunggulannya di sisi lain. Sebut saja ukuran perangkatnya yang jauh lebih ringkas dibanding SLR digital yang paling ringkas sekalipun sehingga lebih cocok untuk pemotretan candid dan street photography, misalnya. Anda juga bisa mengaktifkan fitur night scene atau yang sejenisnya - bila ada fasilitas ini di dalam kamera anda - untuk memperbanyak cahaya yang masuk mengenai sensor biarpun itu dalam kondisi terang sekalipun. Tapi perlu diingat, bila anda mengaktifkan fitur ini, anda sebaiknya meletakkan kamera ponsel / kamera saku anda di tempat yang stabil sebelum menekan tombol pelepas rana untuk menghindari kegoyangan kamera. Disamping semua itu, masih banyak lagi trik-trik lain yang bisa dipelajari yang semoga bisa terinspirasi dari bahasan kali ini.

Jadi, ya. Sekali lagi, jika kita bicara hanya sebatas teknis-nya saja, size matters. Tapi bila kita melihat secara keseluruhannya, meskipun dengan segala keterbatasan ukuran sensor imaji kamera anda,...

...it's just sometimes. :)

Salam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar